18.8.14

my sun

Kalau kamu datang ke rumahku saat ini, kamu akan terkejut mendapati adanya segulung tali hitam yang melintang mulai dari pegangan pintu depan, mampir di cantolan kawat sebelah bingkai di ruang tamu, masih terus melintang melewati ruang tengah hingga akhirnya berpangkal di teralis jendela mengarah ke teras belakang.

Iya.
Apalagi kalau kamu datang ke rumahku saat ini, mengajak mamaku...
Beliau niscaya akan terkejut sekali, dan buntutnya akan memberi nasehat panjang lebar tentang perlunya mendisiplinkan anak dan bertindak lebih tegas.

hahaha

Tapi mama, inilah aku.
Dan itulah anakku.

Memang sih, mereka yang deket denganku bilang aku nih orangnya rada aneh, nyeleneh gitu. Kalau dibandingkan dengan sosok mama dari mamaku sih, ya jauuuhhhh.
Mamaku orangnya super rapi.
Katakanlah di meja makan ada gorengandi kresek. Maka gorengan tadi sebelum dimakan harus dipindahkan ke piring besar. Begitu dimakan sebagian, maka sisanya harus segera dipindah ke piring lebih kecil.
Begitu berkurang lagi, sisanya harus dipindah ke piring yang lebih kecil lagi.
Biar enak dilihat katanya..
Kalau aku?
Buka bungkusnya, boro-boro mindahin ke piring....toh sebentar juga abis.

Saya suka semua yang praktis.
Kenapa?
Karena waktu itu terbatas sekali.
Ya kan?

Iya lho.

Tapi memang antara teori dengan praktek itu ga mungkin sama.

Cara membesarkan anak, cara membentuk karakter anak, cara menggali potensi anak sejak dini, dan lain sebagainya.
No.
Aku baca banyak buku, aku cari banyak info, aku tahu banyak hal, dan masih saja tidak tahu lebih banyak lagi.
Karena itu, biar hati yang memimpin (ciyeeeehhhhh pagi pagi ngomongin hati...)
Percayalah, tiap manusia lahir padanya disertakan satu sosok malaikat dan satu sosok setan.
dan mungkin untuk kasusku, mereka suka diskusi sendiri didalam kepalaku, sepanjang waktu ^o^

Jadinya, saya seorang mama yang....eva banget.

Kayak dulu TK, anaknya lari lari trus jatuh. Kutunggu dia berdiri sendiri dari jauh, liat lukanya separah apa, begitu dia bangun, liat ke arahku, nangis enggak nangis enggak nangis enggak, eh enggak, ya udah, angkat jempol kasih senyum ^^
Ibu-ibu yang pada protes, yaapa sih cik anak'e jatuh kok dibiarno gitu... (Gimana sih kok anaknya jatuh dibiarkan aja)
hiks..
Kalau beneran luka pasti kudatangi. Berhubung dia BISA. Ya harus didukung, bukannya dimanja.. Kapan pinternya, ya gak?
Lain lagi kalo uda dilarang lari lari atau loncat loncat, begitu jatuh beneran, luka, nangis..... ya harus berdiri sendiri, jangan minta dipeluk atau dibujuk. Yang berbuat, bertanggung jawab. Mulai kecil coba kuajarkan seperti itu.
Semua ada aturannya Nak.
Kamu langgar, bisa, tapi tiap pelanggaran pasti ada konsekuensinya, itu namanya bertanggung jawab.

Kadang diprotes, anak kok bajunya ga rapi, pake baju tabrakan, dan lain sebagainya.
Lho, tidakkah kalian lihat gambar besarnya?
Hei, itu anakku masih kelas TK B sudah bisa mandi sendiri, pakai baju sendiri, sisir rambut sendiri, pakai kaos kaki, sepatu sendiri. Bahkan buang air besar pun sudah bisa membersihkan sendiri.
Tidakkah kalian harusnya ikut bangga?

Memang jeleknya masih ada, gak rapi. Tapi tiap usaha anak itu harus dihargai. Jika dia sudah bersusah payah (buat anak kecil, pasang kancing baju itu usahanya lumayan menguras konsentrasi dan energi lho, hahaha) tapi tiap kali pula usahanya "dibetulkan" lagi oleh orang dewasa, dia akan merasa bahwa usahanya tidak ada gunanya. Apalagi kalo betulinnya sambil ngomelin, kok begini kok begitu. Jangan.....

Menggambar abstrak, yang ternyata harusnya gambar sekolah dengan teman temannya sedang berbaris upacara.... tetap harus dipuji...
hahaha, bersyukurlah nak mamamu emang uda rada ga waras.. jadinya kamu (diharapkan) bisa tumbuh besar menjadi seorang manusia dengan pikiran yang amat terbuka untuk semua halnya.

Ga ada aturan baku dalam membesarkan seorang anak. Tapi kemungkinan besar kalo kayak saya ini sih, yang kadang berasa sepertiga seniman, sepertiga hippie, sepertiganya lagi gelandangan, ya..... be free nak, be free!!!
hahahahaha

Dunia inilah tempat bermainmu nanti.
Tanah yang kamu injaklah ibumu, dan langit yang tak terbataslah ayahmu.
Yang bisa kuberikan untukmu sekarang hanyalah membiarkan sayapmu bebas bertumbuh, selebar-lebarnya, sekuat-kuatnya.
Semoga besar nanti, jika kamu memikirkan ulang masa kecilmu denganku, kamu akan tertawa, bersyukur, dan selalu berbahagia pernah memiliku sebagai mamamu ^^

Have a greatest adventure Son!

Tidak ada komentar: