Lagi merenungin nasi menjadi bubur.. Dan kaitannya dengan menjadikannya bubur ayam spesial seperti tulisan salah seorang teman, atau dengan membuangnya dan memasak yang baru.
Untuk menjadikannya bubur ayam spesial, berarti harus (lagi-lagi) bersabar dan menundukkan harga diri, yang entah sampai kapan prosesnya berakhir..
Untuk membuangnya dan memasak yang baru, berarti harus mengumpulkan segenap keberanian dan kemauan serta kemampuan, dimana aku sadar bener aku belum punya semuanya sebanyak yang dibutuhkan.
Antara meneruskan, dan menyelesaikan.
Pilihan yang susah ini..
Meneruskan, disatu sisi, mungkin akan menghasilkan suatu buah yang indah nantinya. Di sisi lain, sakit prosesnya..
Menyelesaikan, disatu sisi, membebaskan, disisi lain, menakutkan..
Tapi memberi memberi dan terus memberi.. hey aku bukan Tuhan yang gak menuntut balasan!
Aku manusia biasa.....
Manusia yang memberi sebanyak dia meminta balasannya....
Bubur bubur oh bubur.
D show must go on..
Satu detik yang kita alami kitalah yang memutuskannya untuk bahagia atau untuk menderita.
Karena satu detik yang kita putuskan itu, mengurangi satu detik dari sisa umur kita..
Yang gak tau sisa berapa lama..
Aku belajar berbahagia!
Aku belajar bersabar!
Tunggulah sampai kaki ini kuat untuk berlari..
tunggulah sampai sayap ini kuat untuk terbang..
tunggulah sampai hati ini kuat untuk pergi tanpa melihat kebelakang..
Itulah batas waktu yang aku punya, untukmu hai kesabaranku untuk berbuah!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar