1.5.12

how mao died

Sedang baca buku ini : How Mao Died, dan sejak bab awal uda terkesan :) bagus deh..

------------------------------

masih berada di halaman 101 siang ini..

Ah, beberapa kalimat di buku ini berkesan sekali. Dan membuat pikiran kemana-mana.
Seperti tentang kebebasan seorang reporter asing di masa itu di tengah perang ataupun pemberontakan, bagaimana dia bisa mendapat jaminan keselamatan dengan sebuah kartu pengenal sebagai seorang wartawan, bagaimana dia bisa bebas menyuarakan pendapatnya meski pendapat yang sama yang dikemukakan rakyat di negara itu bisa membuatnya dipenjara. 
Di sisi lain kebebasan semacam itu juga dibayar mahal. Bagaimana dia bebas mengamati segala sesuatunya, bagaimana dia harus diam melihat apapun yang terjadi di depan matanya, dan bagaimana besar beban nurani yang dialami yang tak akan hilang selama sisa hidupnya.

Lebih baik melihat secukupnya, mendengarkan secukupnya, dan mengetahui secukupnya. 

Ketika kalimat-kalimat berkesan tadi terbaca, dan melihat ke sampul depannya, jadi ikutan pengen sedih :)
Ternyata tiap sosok 'pemimpin' itu pastinya memiliki sejarah hebat di belakangnya.
Dan meski cerita panjang itu dirangkum hanya dalam beberapa paragraf, tanpa kita melihat detail satu per satunya, jika sedikit saja ada perasaan ingin memahami, betapa kita akan terkagum-kagum olehnya.


andai papaku masih ada, pasti dia akan senang sekali membaca buku ini :')

Tidak ada komentar: