Save yourself
Little girl,
stop waiting for someone
to come and rescue you
You are on your own.
-Josephin August.
Hari ini terkejut mendapatkan kabar sepasang teman lama telah sebulan memiliki anak kedua, alias hamilnya aja kita ga ada kontak sama sekali, tau-tau cuman dari foto di fb udah lahiran aja, bahkan uda sebulanan. Aih, emang kurang gaul deh akhir-akhir ini..
Jadi total bulan ini sudah tiga orang menanyakan pertanyaan yang sama, kapan nambah lagi.
Nambah anak maksudnya.
Hahaha
Pengen sih punya anak banyak, semua yang mirip mamanya kalo bisa. Yang manis, yang nurut, yang sayang sama mamanya gitu.
Tapi ga usa pake hamil n ngelahirin n ngurusin bayinya gimana ya caranya.
Hingga sekarang sih belum nemuin jawabannya.
lalala
Gak banyak yang tahu betapa hebatnya pengalamanku memiliki anak satu-satunya kemarin ini.
Ga dihitung pengalaman keguguran pertama dulu, mungkin hanya beberapa ibu yang pernah mengalamin kesedihan yang sama. Dan perasaan itu meski sudah bertahun-tahun lewat masih suka kembali sejenak untuk beberapa saat, masih mengingatkan kesedihan yang sama.
Move on itu move on. Tapi yang namanya kenangan kan pasti akan selalu ada disudut sana.. kan?
Dilanjutkan sakit waktu berikutnya, bikin anak dalam kandungan pun harus dioperasi dipaksa lahir di usia tujuh bulan lebih satu minggu.
Ventilator, cari sumbangan darah, icu, kritis, kecemasannya, ketakutannya, kepasrahannya.
Waw.
Belum tentang badan sendiri, sebulan menjalani operasi besar tiga kali. Belum diantara ketiga operasi tersebut, di ranjang icu, di ranjang rumah sakit, di ranjang rumah lama, balik rumah sakit lagi, balik icu lagi, balik kamar lagi.
Hingga saat ini masih bisa dengan jelas menghadirkan ulang yang namanya bau obat bius. Dan masih mual tiap tiap kalinya.
Anak sudah besar, bentar lagi juga masuk SD.
Ga berasa lho kalo sudah enam tahun lewat sejak momen tersebut.
Ya, kadang ingin sekali menambah anak lagi.
Tapi alasan untuk tidak menambah jauh lebih banyak.
Susah untuk dimengerti.
Dan tidak berharap untuk dimengerti juga sih, apapun yang terjadi, that's my story.
Karena itu, eh apa bener ya karena itu, aih.., sekarang ini kalau melihat orang yang sibuk mikirin penampilannya, sibuk mikirin prestasinya, sibuk mikirin diet jaga bentuk badannya, dan semua aksi "fisik" pada umumnya itu, bikin sedikit jijik.
Hei, badanmu itu ga sepenting itu tau..
Saya punya badan yang bisa dibilang sudah tambal sulam sana sini :p tapi percayalah, jiwa ini jauh lebih kuat dari badannya.
Kadang terpikir, gimana ya andaikata jiwa masih sehat kuat segar bugar namun badan sudah rusak duluan, what will happen.
Apa seperti kita dipaksa keluar dari rumah sementara masih banyak sekali keinginan kita yang belum selesai, pekerjaan yang masih baru dimulai, perencanaan yang begitu pentingnya untuk diwujudkan, tapi harus ditinggalkan begitu saja tanpa kita akan pernah tahu kelanjutannya. Dan mungkin disaat itu nanti semuanya tadi akan menjadi begitu tidak pentingnya daripada apa yang akan kita hadapi berikutnya, untuk seterusnya, selamanya, dan semua hal misterius itu lainnya.
Maklumlah, melankolis..
Tapi pikiran semacam ini tiap malam sebelum tidur pasti terlintas kok. Andaikata tidur trus mati, sudah siapkah kamu malam ini ephaaa...?
Kadang kalo uda capek banget, ngantuk banget, ah terserahlah.
Kadang kalo belum secapek itu, ya dipikirin.
Kadang kalo besok sudah ada rencana super yang sangat dinanti-nanti, semakin terpikirkan.
Cuman kali ini sih galaunya gara-gara sakit kepala yang uda melanda beberapa hari ini.
Sakit kepala di tempat yang sama, yang sering kambuh akhir-akhir ini. Bahkan bisa dibilang tiap kali sakit kepala selalu disana.
Nyeremin ndak tuh...
Dan betapa pengetahuan itu menyeramkan sekali.
Semakin kamu cari tahu, semakin banyak kemungkinannya, dan secara alamiah kami para melankolis sejati pastilah mencari bagian negatifnya.
Nah.
Trakir sakit kepala seminggu ga brenti sih, ternyata demam berdarah...
hahahahaha
Moga moga aja seandainya beneran, ya ga lebih parah dari itu.
Ngeri banget ngebayangin berbagai macam penyakit yang menggerogoti dari dalam.
Ngeri banget ngebayangin bakal mati pelan pelan n super ngerepotin.
Meski well, kita semua saat ini sedang mengalami hal yang sama..
Semakin tua semakin berkurang pula kemampuan tiap organ di badan kita ini.
Saya takut jadi tua.
Saya takut jadi pikun.
Saya takut jadi rabun.
Saya takut jadi super rapuh.
Saya takut jadi tua, dan tidak berguna.
Sudah dibilang kan, jangan dibaca :D
dah ah, cari parasetamol dulu.
God bless us!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar