Awalnya, dia hanyalah sebentuk tanah liat kotor yang tidak berbentuk.
Lalu suatu hari datanglah seorang pengrajin tembikar memungutnya dan membawanya pulang.
Si lumpur merasa beruntung pada awalnya.
Hingga sang pengrajin tersebut membanting dan memukulinya.
sakit.. jangan.. isak si lumpur tadi
sang pengrajin tidak menghiraukannya, dan terus menerus memukulinya.
dalam penderitaannya, tak terasa lumpur tadi telah menjadi sewujud cangkir sederhana.
oh, aku menjadi lebih indah dari sebelumnya.. pikir si cangkir kecil
baru dia menikmati wujud barunya, sang pengrajin kembali mengambilnya
dan membantingnya hingga hancur berkeping-keping..
belum selesai disana, sang cangkir yang telah remuk dipanaskan dan kembali dibanting dan dihantam..
jangan.. tolong jangan.. sakit.. cangkir kecil kembali merasa menderita dan kesakitan
berulang-ulang hal tersebut dilakukan oleh sang pengrajin
hingga si cangkir kecil hanya bisa pasrah dan menerima penderitaan tersebut.
waktu berlalu, dan tiba-tiba saja si cangkir kecil mendapati dirinya telah menjadi cangkir kecil yang bahkan lebih indah dari sebelumnya.
dia merasa puas hingga melupakan penderitaan yang telah dilaluinya..
tapi tak lama dia menikmati kegembiraannya..
sang pengrajin kembali mengganggunya..
bau cat yang tajam dan kuas yang kasar menusuk-nusuk si cangkir kecil
geli..hahaha..sakit..aw..jangan.. jangan..kumohon jangan.. kembali si cangkir kecil merasa kesakitan..
tak hanya sampai disana..
sang pengrajin memasukkan si cangkir kecil ke dalam oven yang amat panas.
si cangkir kecil hanya bisa menangis.. dia tidak tahu mengapa sang pengrajin berlaku amat jahat padanya
panas.. lama..
si cangkir kecil tidak mampu berbuat apa-apa, hanya menangis dan menangis..
dia mengira itulah akhirnya, panas, dan sendirian menderita selamanya..
hingga suatu waktu sang pengrajin membuka pintu oven dan mengeluarkannya.
betapa lega si cangkir kecil..
ah, belum selesai disana, si cangkir kecil masih digosok dengan amplas yang kasar berulang-ulang
huhuhuhu..mengapa kau begitu kejam padaku.. isak si cangkir kecil
baru aku keluar dari panas yang menyengat, belum aku menikmati kebebasanku, kau sudah menyiksaku kembali..
Sang pengrajin tidak menghiraukan isak tangis si cangkir kecil.
Dilapnya si cangkir kecil dengan lap kering.
Dan kembali bau cat pelapis dengan kuas yang kasar menyelimuti si cangkir kecil dengan ketidaknyamanan..
Kali ini si cangkir kecil tidak mengeluh, dia pasrah menerima semua penderitaan itu.
Tidak ada lagi yang bisa ditangisi pikirnya, percuma, tidak ada juga yang bisa dilakukannya.
Bertahan saja, pikirnya, bertahan saja dan semua akan berlalu, mungkin..
Dalam kepasrahannya, tiba-tiba semua penderitaan itu lenyap begitu saja.
Dilihatnya dirinya di cermin..
Wow, sebuah cangkir kecil yang amat indah, penuh ukiran dan lukisan yang mengaggumkan.
Dia hanya ternganga melihat dirinya sendiri.. Benar-benar berbeda, jauh berbeda, jauh lebih indah..
dan air mata yang menetes, bukanlah air mata penderitaan lagi, melainkan air mata bahagia
Terima kasih pengrajinku, Kau luar biasa..
Ya ya ya, satu ilustrasi tentang kita -manusia- dan God, dmana seringkali kita menyalahkan Tuhan atas semua ujian dan cobaan yang ada di hidup kita.
Proses menyakitkan selalu mengikuti hasil yang luar biasa, katanya.. hehehe
Tapi namanya jg teori : jauh lebih mudah diucapkan daripada dilakukan, betul?? hu uh
Gmana lagi.. manusia dengan otak cuman segede kepala, mo ngertiin rencana God yang Maha segalanya.. gak mampu lah..
Yang bisa dilakukan, jalan ajah..
Jalan mo sempit mo lebar, mo gang ato tol, mo mulus ato belom diaspal.. Kalo mo maju, ya jalan terus jangan brenti.
Ktnya Tuhan jaga anak-anakNya kayak jaga biji mataNya, wow
Nama kita tertulis di telapak tanganNya, wow
Dia tidak pernah tinggalkan kita meski kita SERING BANGET ninggalin Dia, wow
Tuhan Maha Setia, WOW
hehehehe
Gak kayak lagu jaman dulu yang bilang 'aku dekat, Engkau dekat.. aku jauh , Engkau jauh' aih.. salah itu
God hanya sejauh doa, katanya..
kitalah yang suka pura-pura God jauh dari kita :p
Mata Tuhan melihat apa yang kita perbuat
Tangan Tuhan memegang tangan kita erat-erat
Ada satu ilustrasi lagi tentang domba kecil nakal.
Ada sekawanan domba yang selalu merumput di padang rumput dipimpin seorang gembala.
Di antara kawanan domba itu, ada seekor anak domba yang nakal, selalu meninggalkan kawanannya untuk bermain sendirian.
Hingga sang gembala putus asa dengan anak domba nakal itu.
Tiap kali domba itu keluar dari kerumunan, sang gembala akan mengejarnya, menggendongnya dan mengembalikannya diantara kawanannya.
Hingga sang gembala menjadi putus asa,dan bertanya pada Tuhan, 'Tuhan, mesti aku apain domba satu itu, bandelnya bukan main.."
Tuhan menjawab, "PATAHKAN SAJA KAKINYA"
wow
Sang gembala bingung dengan jawaban Tuhan tersebut.
Dia bertanya lagi, dan kembali mendapat jawaban yang sama.
Sang gembala yang selama itu merawat domba-dombanya, tidaklah tega melakukan apa yg diperintahkan Tuhannya.
Tetapi dia juga seorang yang taat.
Maka mau tidak mau, diambilnyalah si domba nakal.
Sambil menitikkan air mata dipukulnya keras keras keempat kakinya dengan sebuah batu besar.
Si domba mengerang kesakitan.. dan sang gembala segera mengobati kaki domba tersebut, dan membalutnya.
Selama beberapa hari kemudian, tiap kali kawanan domba merumput, sang gembala akan memapah si domba kecil diatas bahunya. Meletakkannya di tengah kawanan untuk merumput.
Dipapahnya lagi setelah si domba makan, sambil menggiring kawanan domba lainnya.
Setelah kaki domba kecil itu sembuh, si domba kecil tidak pernah meninggalkan sang gembala jauh-jauh, apalagi meninggalkan kawanannya untuk bermain sendiri.
Ya ya ya, kadang rencana Tuhan 'sadis' juga buat kita.
Dari yang tahu banyak, dituntut banyak, katanya.. ^_^
Plot drama kadang merupakan thriller -wow- ataupun tragedi.
Kadang penuh dengan sakit hati, ataupun fitnah yang kejam.
Kalo kita jauh.. bisa jadi 'kaki kita' dipatahkan kembali, biar kita kembali belajar bagaimana mendekat ama God.
Sadis, kejam, sakit. campur jadi satu wkt kita mengalaminya.
Tp tetep.. manusia gitu.. g bakal bisa ngertiin rencana God.
Cuman, ada janji yang bisa dipegang, God bilang, rancangan buat kita bukanlah rancangan kecelakaan, tapi rancangan penuh damai sejahtera.
Happy endinglah intinya, hehehe
ada waktu untuk lahir, ada waktu untuk meninggal
ada waktu untuk menanam, ada waktu untuk mencabut yang ditanam
ada waktu untuk membunuh, ada waktu untuk menyembuhkan
ada waktu untuk merombak, ada waktu untuk membangun
ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa
ada waktu untuk meratap, ada waktu untuk menari
ada waktu untuk membuang batu, ada waktu untuk mengumpulkan batu
ada waktu untuk memeluk, ada waktu untuk menahan diri dari memeluk
ada waktu untuk mencari, ada waktu untuk membiarkan rugi
ada waktu untuk menyimpan, ada waktu untuk membuang
ada waktu untuk merobek, ada waktu untuk menjahit
ada waktu untuk berdiam diri, ada waktu untuk berbicara
ada waktu untuk mengasihi, ada waktu untuk membenci
ada waktu untuk perang, ada waktu untuk damai
...Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya...
...tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir...
ada waktu untuk menanam, ada waktu untuk mencabut yang ditanam
ada waktu untuk membunuh, ada waktu untuk menyembuhkan
ada waktu untuk merombak, ada waktu untuk membangun
ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa
ada waktu untuk meratap, ada waktu untuk menari
ada waktu untuk membuang batu, ada waktu untuk mengumpulkan batu
ada waktu untuk memeluk, ada waktu untuk menahan diri dari memeluk
ada waktu untuk mencari, ada waktu untuk membiarkan rugi
ada waktu untuk menyimpan, ada waktu untuk membuang
ada waktu untuk merobek, ada waktu untuk menjahit
ada waktu untuk berdiam diri, ada waktu untuk berbicara
ada waktu untuk mengasihi, ada waktu untuk membenci
ada waktu untuk perang, ada waktu untuk damai
...Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya...
...tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir...
an angel may fall and its wings may break
but still, an angel.. is an angel..
but still, an angel.. is an angel..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar